Bible Text: Lukas 2:22-24

Bagi orang Yahudi, anak sulung harus dikuduskan bagi Allah dan harus disunat pada hari ke-8. Dan selama 40 hari harus menantikan masa pentahiran bagi bayi lelaki, dan 80 hari bagi bayi perempuan. Karena bagi mereka, segala sesuatu yang keluar dari tubuh dianggap najis ( Imamat 12 : 1-5 ). Demikian juga secara rohani, kita tidak cukup lahir baru, tetapi juga mengalami hidup yang baru lewat sunat rohani yaitu: sunat hati: tidak lagi tegar tengkuk, sunat telinga : taat dan dengar-dengaran kepada Firman Allah dan sunat roh: beribadah dalam Roh dan Kebenaran agar langkah-langkah kita diatur oleh Tuhan. Pada usia 40 hari Yesus dibawa ke Bait Allah untuk diserahkan. Angka 40 dalam Alkitab, berbicara dari hal “ujian”. Yesus mengalami ujian ketika berpuasa 40 hari dan 40 malam.

 

Ujian untuk memurnikan iman 

Murid SD yang akan masuk ke tingkatan selanjutnya ( SLTP ) harus menghadapi ujian penghabisan (ujian akhir), demikian juga pelajar SLTP menghadapi ujian bila hendak memasuki SMA. Ujian dilakukan untuk mengetahui kadar kemampuan siswa untuk menghadapi pendidikan yang lebih tinggi. Demikian juga secara rohani, ujian kehidupan yang kita hadapi untuk meningkatkan iman kita. Bahkan jauh lebih dari itu untuk mengkualitaskan dan memurnikan iman kita. Ayub seorang yang benar dan beribadah di hadapan Allah, namun ia juga harus mengalami ujian. Setelah ujian itu Ayub menyadari bahwa Allah mengizinkan ujian itu bukan untu menghukum, melainkan memurnikan imannya. Dalam pengakuannya, ia berkata:  “Karena Ia tahu jalan hidupku; seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas.” ( Ayub 23 : 10). Emas adalah logam mulia yang sangat berharga, dan memiliki nilai ekonomis tinggi, dapat segera diuangkan. Orang yang memiliki iman yang teruji tidak akan mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhannya.

 

Iman yang teruji bernilai tinggi

Untuk menjadi pegawai di suatu instansi diadakan ujian kompetensi, tidak cukup hanya memandang predikat sarjana saja. Anak Tuhan juga harus punya iman yang berkulitas bagai emas, tidak hanya kuningan atau besi yang dapat karatan. Rasul Petrus menekankan ini dalam suratnya:  “Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu -- yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api -- sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya.” (I Petrus 1:7 ). Ujian atau pencobaan dalam kehidupan ini adalah untuk mematangkan iman kita bila kita bertekun dan tabah menghadapinya (Yakobus 1 : 2-4).

 

Berkompetisi dalam Pertandingan Iman

Ujian membuat iman kita  memiliki kompeten sehingga mampu berkompetisi. Rasul Paulus dalam suratnya kepada Timotius berkata:  ”Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.” ( 2 Timotius 4 : 7 ). Untuk mencapai iman yang berkualitas kita harus bertekun dalam doa, membaca, mendengar dan melakukan Firman Allah, sama seperti atlet atau olahragawan harus bertanding dengan  mengikuti semua peraturan olahraga (2 Tim 2 : 5). Banyak atlet yang tidak mencapai garis finish karena melakukan kesalahan atau karena daya tahannya lemah.

Iman yang berkualitas tidak hanya ”semoga” tetapi mampu memutuskan. Dalam Ayub 22 : 28 disebutkan: ”Apabila engkau memutuskan berbuat sesuatu, maka akan tercapai maksudmu, dan cahaya terang menyinari jalan-jalanmu.” Orang yang mempunyai iman yang berkualitas mempunyai keyakinan dalam dirinya bahwa ia berhasil dalam rencananya. Karena garansi dari iman adalah: ”Jadilah kepadamu menurut imanmu.” ( Matius 9 : 29 ).Rahel setelah melihat kakaknya Lea melahirkan empat anak lelaki (Ruben, Simeon, Lewi dan Yehuda), mendesak Yakub dan kemudian Allah mendengarkan permohonannya itu. Perjalanan iman yang teruji harus sesuai dengan kehendak Tuhan. Banyak orang yang tidak dapat membedakan mana ambisi pribadi, mana yang merupakan kehendak Tuhan. Iman yang murni kepada Tuhan juga tidak bimbang, sebagaimana disampaikan oleh Yakobus:   ”Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin. Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan.” (Yakobus 1 : 6 – 7)

Doa dan persekutuan dengan saudara seiman dapat mengkualitaskan  iman. Daniel adalah seorang yang rajin berdoa walau dilarang raja, tak heran ia memiliki roh yang unggul ( excellent spirit ) sehingga dapat menerangkan mimpi, menyingkapkan hal-hal yang tersembunyi dan menguraikan kekusutan. ( Daniel 5 : 12 )

Marilah kita dengan tekun mengikuti pertandingan iman, mengkualitaskan iman lewat doa dan persekutuan sehingga mampu mengakhiri pertandingan dengan baik.