Bible Text: Mazmur 102:25

Hidup adalah perjuangan, bukan takdir. Allah menjanjikan manusia dapat mencapai umur 70 tahun, kalau kuat 80 tahun dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan; sebab berlalunya buru-buru, dan melayang lenyap. Manusia harus bergumul, berjuang di bumi untuk mempertahankan hidup, keluarga, pekerjaan, anak-anak, dan sebagainya.

Akibat dosa, manusia juga gampang terserang penyakit. Mulai pertengahan umur (sekitar 40 tahun) berbagai penyakit termasuk penyakit degeneratif menyerang manusia. Daud mengakui hal ini dalam Mazmur 38:4-8. Namun ia tidak menyerah kepada nasib, ia menaikkan doa meminta pertolongan. Hizkia bin Ahas, raja Yehuda juga pernah divonis Tuhan lewat nabi Yesaya bahwa penyakitnya tidak akan sembuh lagi (Yesaya 38:1). Namun karena ia percaya, setia umurnya diperpanjang 15 tahun.

Hizkia percaya kepada Tuhan

Hizkia adalah keturunan Daud, seorang yang setia dan hidup benar di hadapan Tuhan. Ia berumur 25 tahun ketika menjadi raja. Ia percaya kepada TUHAN, Allah Israel, dan di antara semua raja-raja Yehuda, baik yang sesudah dia maupun yang sebelumnya, tidak ada lagi yang sama seperti dia.

Hizkia sangat membenci penyembahan berhala, dia menjauhkan bukit-bukit pengorbanan, meremukkan tugu-tugu berhala. Tuhan juga menyertainya dalam peperangan dan membuat langkahnya beruntung. Alkitab salinan bahasa Batak Toba mencatat: "Marhaposan tu Jahowa, Debata ni Israel do ibana" (2 Raja-raja 18:5). Supaya langkah kita beruntung harus dengan segenap hati percaya kepada Tuhan, dan jangan mau percaya kepada dukun!

Hizkia berdoa menangkis serangan raja Asyur

Baru empat belas tahun raja Hizkia memerintah, ia mulai mendapat serangan dari Sanherib, raja Asyur. Pasukan Sanherib terdiri dari 185.000 tentara. Raja Asyur ini juga merendahkan Hizkia dan berusaha memprovokasi rakyat Yehuda. Namun
rakyat Yehuda taat kepada Hizkia. Rakyat itu berdiam diri dan tidak menjawab dia sepatah kata pun, sebab ada perintah raja, bunyinya: "Jangan kamu menjawab dia!" (2 Raja-raja 18:36). Hizkia tidak gentar karena percaya kepada Tuhan dengan segenap hati. Ia tidak pergi kepada dukun atau meminta pertolongan manusia, tetapi pergi untuk masuk ke dalam rumah Tuhan (2 Raja-raja 19:1) dan kemudian memerintahkan Elyakim, kepala istana dan Sebna, panitera Negara untuk menjumpai nabi Yesaya. Hizkia menaikkan doa agar Allah mendengar segala perkataan Sanherib yang telah dikirimnya untuk mengaibkan Allah yang hidup (2 Raja-raja 19:6).

Lalu Yesaya bin Amos menyuruh orang kepada Hizkia mengatakan: "Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Apa yang telah kaudoakan kepada-Ku mengenai Sanherib, raja Asyur, telah Kudengar." Maka pada malam itu keluarlah Malaikat TUHAN, lalu dibunuh-Nyalah seratus delapan puluh lima ribu orang di dalam perkemahan Asyur. Keesokan harinya pagi-pagi tampaklah, semuanya bangkai orang-orang mati belaka! Sebab itu berangkatlah Sanherib, raja Asyur, dan pulang, lalu tinggallah ia di Niniwe.

Doa Hizkia menolak maut

Setelah kejadian itu, Hizkia jatuh sakit dan hampir mati. Banyak yang memprediksi Hizkia terserang tumor ganas yang tak tersembuhkan. Dan nabi Yesaya bin Amos, berkata kepadanya: "Beginilah firman TUHAN: Sampaikanlah pesan terakhir kepada keluargamu, sebab engkau akan mati, tidak akan sembuh lagi."

Namun Hizkia tidak pasrah kepada nasib atau takdir, ia memalingkan mukanya kea rah dinding dan berdoa kepada Tuhan, "Ah TUHAN, ingatlah kiranya, bahwa aku telah hidup di hadapan-Mu dengan setia dan dengan tulus hati dan bahwa aku telah melakukan apa yang baik di mata-Mu." Kemudian menangislah Hizkia dengan sangat.

Allah sangat menghargai doa orang yang setia, apalagi disertai dengan tangisan. Bahkan vonis yang telah dijatuhkan pun ditinjau kembali, umur Hizkia diperpanjang 15 tahun. Yesaya belum lagi keluar dari pelataran tengah, tiba-tiba datanglah firman TUHAN kepadanya: "Telah Kudengar doamu dan telah Kulihat air matamu; sesungguhnya Aku akan menyembuhkan engkau; pada hari yang ketiga engkau akan pergi ke rumah TUHAN."

Allah sangat menghargai doa yang dipanjatkan. Karena itu kalau berdoa jangan diam saja, tetapi memperdengarkan suara bahkan seruan dan tangisan.

Dosa "pamer" yang blunder

Sangat disayangkan, setelah sembuh dari penyakitnya ia mulai suka menunjukkan kekayaannya. Raja Babel, Merodakh-Baladan yang mendengar kesembuhan Hizkia datang mengunjunginya ke istana. Hizkia bersukacita atas kedatangan mereka, lalu diperlihatkannyalah kepada mereka segenap gedung harta bendanya, emas dan perak, rempah-rempah dan minyak yang berharga, gedung persenjataannya dan segala yang terdapat dalam perbendaharaannya. Tidak ada barang yang tidak diperlihatkan Hizkia kepada mereka di istananya dan di seluruh daerah kekuasaannya.

Lewat nabi Yesaya, Allah menegor Hizkia yang mulai suka pamer harta dan Hizkia mendapatkan hukuman dari Tuhan lewat nabi Yesaya: "Dengarkanlah firman TUHAN! Sesungguhnya, suatu masa akan datang, bahwa segala yang ada dalam istanamu dan yang disimpan oleh nenek moyangmu sampai hari ini akan diangkut ke Babel. Tidak ada barang yang akan ditinggalkan, demikianlah firman TUHAN.Dan dari keturunanmu yang akan kauperoleh, akan diambil orang untuk menjadi sida-sida di istana raja Babel." Dan Hizkia menerima hukuman itu, karena baginya asal ada damai dan keamanan sudah cukup baginya.