Preacher: Pdt. B. Manurung

Berdasarkan  hukum Fisika, arus listrik terjadi akibat getaran, sama seperti halnya suara. Kekuatan suara itu ternyata sangat dahsyat, apalagi kalau Allah yang bersuara lewat FirmanNya! Dalam minggu penciptaan, pada hari pertama Allah menjadikan terang. Dalam Kejadian 1:3 disebutkan: Berfirmanlah Allah: "Jadilah terang." Lalu terang itu jadi. Jadi sebelum ada  matahari, bulan dan bintang ( yang kemudian baru ada pada hari ke-4 ), Allah terlebih dahulu menjadikan terang. Demikian juga ada kekuatan dahsyat bila hati kita bisa bergetar memberi tanggapan, respons yang positif ketika mendengar Firman Allah. Betapa sering kita lalai memperbincangkan Firman Allah, kita mungkin lebih sering terbawa kepada pembicaraan masalah politik, harga kebutuhan pokok atau topik yang lagi tren.  Namun Yesus sangat memperhatikan dan bahkan hadir saat kita memperbincangkan Firman-Nya. Ketika Kleopas dan teman seperjalanannya membicarakan Yesus yang bangkit, Yesus ada di tengah-tengah mereka.   Kata mereka seorang kepada yang lain: "Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?" ( Lukas 24:32 ). Untuk menjadi terang dunia sangat ditentukan oleh bagaimana sikap kita mendengar Firman Allah, karena itu kita tidak boleh cuek tetapi harus respek.

Yesus adalah Terang Dunia yang sesungguhnya

Yesus sebagai anak Allah sudah ada sejak semula. Dalam Yohanes 1:1-5 disebutkan:  “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.” Namun kita sebagai pengikut Yesus juga harus menjadi terang dunia.

Bagaimana kita menerangi dunia?

Setiap orang yang percaya kepada Yesus harus dapat menjadi terang dunia. Mungkin tidak semua orang bisa jadi pendeta, tetapi dapat menjadi pelita yang memberi terang kepada dunia yang gelap. Bagaimanakah kita dapat menjadi terang bagi dunia sekitar kita?

 

Hidup bergaul dengan Allah
Henokh adalah keturunan ketujuh  dari Adam melalui Set ( pengganti Habel ) yang hidup bergaul dengan Allah selama 300 tahun (Kejaadian 5:22). Sedang Lamekh, keturunan ke-7 dari Adam melalui Kain adalah yangpertama kali melakukan poligamidengan mengawini Ada dan Zila. Henokh taat pada prinsip Firman Allah, untuk hidup dengan seorang istri walau di sekitarnya ada yangberistri dua. Henokh menerangidunia dengan taat pada Firman Allah.

Mengabdi kepada Tuhan dan keluarga
Untuk menjadi terang dunia kita harus punya loyalitas dan kesetiaan, pertama-tama terhadadap Tuhan, dan kemudian kepada keluarga. Kita tidak menjadi lampu senter yang hanya menyorot tetapi tetap hidup dalam kegelapan. Karena itu kita harus memelihara keluarga kita. Dalam 1 Timotius 5:8 disebutkan: “Tetapi jika ada seorang yang tidak memeliharakan sanak saudaranya, apalagi seisi rumahnya, orang itu murtad dan lebih buruk dari orang yang tidak beriman.” Pekerjaan setan yang gencar di akhir zaman ini adalah merusak keluarga dengan perceraian. Firman Allah  mengingatkan: “Bukankah Allah yang Esa menjadikan mereka daging dan roh? Dan apakah yang dikehendaki kesatuan itu? Keturunan ilahi! Jadi jagalah dirimu! Dan janganlah orang tidak setia terhadap isteri dari masa mudanya.” Namun dalam kenyataan ada juga yang lebih suka istri muda daripada setia terhadap isteri dari masa mudanya.

Bersekutu dengan saudara seiman
Gereja mula-mula dipakai Tuhan dengan luar biasa karena mereka menjadi terang, menjadi orang yang disukai. Hal ini tidak lepas dari ketekunan mereka dalam bersekutu. Dalam Kisah Para Rasul 2:42 disebutkan: “Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.” Tuhan menginginkan kita tetap menyala-nyala dalam melayani Tuhan, termasuk dalam persekutuan dengan teman-teman seiman. Dalam Lukas 12:49 Yesus berkata: “Aku datang untuk melemparkan api ke bumi dan betapakah Aku harapkan, api itu telah menyala.” Seratus dua puluh murid yang dipenuhkan dengan Roh Kudus di kamar loteng Yerusalem adalah orang-orang yang setia dalam persekutuan sampai mendapatkan perjanjian Tuhan. Tuhan telah berjanji bahwa Ia akan mencurahhkan Roh-Nya ke atas segala manusia (Yoel 2:28), namun banyak orang yang tidak mau dipenuhkan dengan Roh Kudus karena malu dan tertutup. Padahal untuk penuh dengan Roh Kudus tidak sukar, hanya perlu percaya dan haus. Dalam Yohanes 7:37–38 disebutkan: Dan pada hari terakhir, yaitu pada puncak perayaan itu, Yesus berdiri dan berseru: "Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum! Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup."

Gereja mula-mula bersinar karena ada urapan Roh Kudus, mereka beroleh kuasa untuk menjadi saksi. Oleh Roh Kudus kita mematikan perbuatan daging dan dipimpin oleh Roh Allah (Roma 8:13).