Preacher: Pdt. B. Manurung

Bangsa Israel kembali bersungut-sungut kepada Musa dan Harun karena karena ketiadaan makanan. Namun hal yang jahat dilakukan  mereka adalah  dengan  mempersalahkan Musa karena telah membawa mereka keluar dari Mesir dan mulai membandingkan kelezatan makanan Mesir dan menyatakan lebih baik mati di sana. Rupanya bangsa Israel menderita stress berat karena tidak mendapatkan makanan yang enak. Salah saru ciri penbderita stress berat adalah ingin mati. Memang bangsa Mesir terkenal jagoan makan sampai kenyang, dan ketika bangsa Israel dijadikan budak di sana, mereka memang terbiasa makan sekenyang-kenyangnya.

SIAPA YANG BERSUNGUT-SUNGUT?

Kalau kita simak dengan teliti dalam Alkitab, ternyata yang suka bersungut-sungut bahkan dicatat sampai sepuluh kali bukanlah bangsa Israel asli, tetapi adalah bangsa bajingan, atau bangsa kacauan ( Terjemahan Lama ). Mereka ini campuran bangsa Mesir dan Israel lewat pernikahan lintas agama atau lintas iman, dan hanya ingin mencari keuntungan. Dalam Bilangan 11 : 4 ( Terjemahan Lama ) disebutkan: Maka bangsa kacauan, yang di antara mereka itu, beringin-inginlah lalu pulang, maka pada masa itu menangislah bani Israel, katanya: “Siapa gerangan akan memberi kita makan daging?” Karena persungutan mereka kepada Musa dan Harun sampai kepada Allah, dan dicatat sampai sepuluh kali ( Bilangan 14 : 22 ) dan tidak mau mendengarkan suara Tuhan, bangsa ini kemudian dihukum dengan tidak boleh masuk Kanaan dan dimusnahkan, kecuali Yosua dan Kaleb bersama generasi berikutnya yang diperkenankan masuk ke Kanaan. Demikianlah secara rohani, untuk dapat menikmati perjanjian Tuhan, karakter kafir bangsa Mesir yang rakus dan suka bersungut-sungut harus kita tinggalkan dan sekaligus harus ditanggalkan. Tuhan tidak hanya mendengar doa, pujian penyembahan kita tetapi  juga mendengar persungutan kita!

 

ISRAEL DIBERI MANNA DARI SURGA

Hal yang perlu kita ingat adalah Tuhan mendengar setiap seruan umatNya. Namun bila umatNya meminta dengan paksa, Ia memang memberi apa yang kita minta tetapi sekaligus menghajar kita. Bangsa Israel bersungut-sungut karena ketiadaan makanan dengan protes kepada Musa dan Harun, karena itu Tuhan juga menghukum mereka dengan penyakit. Dalam Mazmur 106 : 13-15, dikisahkan: ”Tetapi segera mereka melupakan perbuatan-perbuatan-Nya, dan tidak menantikan nasihat-Nya; mereka dirangsang nafsu di padang gurun, dan mencobai Allah di padang belantara. Diberikan-Nya kepada mereka apa yang mereka minta, dan didatangkan-Nya penyakit paru-paru di antara mereka.”

Musa hanyalah manusia biasa yang dipilih menjadi hamba Allah, karena itu ia  berkata: "Petang ini kamu akan mengetahui bahwa TUHANlah yang telah membawa kamu keluar dari tanah Mesir. Dan besok pagi kamu melihat kemuliaan TUHAN, karena Ia telah mendengar sungut-sungutmu kepada-Nya. Sebab, apalah kami ini maka kamu bersungut-sungut kepada kami?" Banyak orang tidak menyadari berdoa dengan sikap arogan dan melawan pemimpin membawa dampak negatif walaupun doanya dijawab oleh Tuhan. Karena itu kita perlu berdoa dengan ”cantik” dan berbahasa yang baik sehingga menyentuh hati Tuhan. Dalam Amsal 16 : 21, raja Salomo mengingatkan kita bahwa berbicara manis itu lebih dapat meyakinkan. Rasul Paulus mengingatkan jemaat Filipi untuk tidak kuatir tentang apapun juga, tetapi menyatakan segala hal keinginannya kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur, bukan dengan bersungut-sungut ( Filipi 4 : 6 ).

 

TUHAN MENGIZINKAN LAPAR UNTUK BELAJAR SABAR DAN RENDAH HATI

Tuhan kita Maha Kuasa, Dia sebenarnya sanggup memberi umatNya makanan dengan limpah. Namun kadangkala Tuhan meluaskan rasa lapar dan ingin melihat bagaimana respon umatNya: bisa sabar atau langsung gusar? Kepada hambaNya, Musa, Allah menyatakan hal ini: ”Ingatlah kepada seluruh perjalanan yang kaulakukan atas kehendak TUHAN, Allahmu, di padang gurun selama empat puluh tahun ini dengan maksud merendahkan hatimu dan mencobai engkau untuk mengetahui apa yang ada dalam hatimu, yakni, apakah engkau berpegang pada perintah-Nya atau tidak. Jadi Ia merendahkan hatimu, membiarkan engkau lapar dan memberi engkau makan manna, yang tidak kaukenal dan yang juga tidak dikenal oleh nenek moyangmu, untuk membuat engkau mengerti, bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan TUHAN.” (Ulangan 8: 2-3 ). Bagi Tuhan tidak sulit untuk memberi makan umatNya, namun Tuhan ingin melihat bagaimana sikap, karakter umatNya bila menerima berkat. Bangsa Israel pernah bersungut-sungut soal makanan dan Tuhan memerintahkan burung puyuh sampai dua hasta tingginya dari muka bumi untuk memberi pelajaran tentang nafsu rakus mereka, sehingga banyak yang mati selagi daging masih ada dalam mulutnya (Bil. 11:31-33)

 

CARA MENDAPATKAN MANNA

Tuhan mengirimkan manna dari surga, tetapi bangsa Israel harus mengikuti petunjuk Musa untuk memperolehnya. Manna tidak boleh diambil sekaligus, tetapi harus setiap hari menjelang pagi dipungut dari tanah dengan cara bertelut atau berlutut ( Keluaran 16 : 21 ). Manna itu bentuknya halus, sesuatu yang seperti sisik, halus seperti embun beku di bumi, warnanya putih seperti ketumbar dan rasanya seperti kue madu (Keluaran 16: 14, 31). Namun ada bangsa Israel yang tidak mengikuti petunjuk itu, yang kesiangan tidak akan mendapat lagi karena manna sudah cair. Ada yang menyimpannya sampai paginya kemudian karena malas untuk memungut setiap pagi, tapi kemudian manna itu menjadi berulat dan busuk. Demikian halnya secara rohani, untuk mendapat manna kita harus rutin bertelut, berdoa barulah dapat  melihat berkat sepanjang hari. (Mazmur 42:9) Doa harus menjadi kehidupan kita, bukan insidentil atau sekali-sekali bila kita memerlukan sesuatu atau dalam keadaan dalam terdesak saja.